Asabri | Senin, 27 Januari 2014
Asabri | Senin, 27 Januari 2014
Pada tanggal 22 25 Januari 2014, ASABRI mengirimkan Tim nya yang beranggotakan 2 orang yaitu Kadiv PKBL Heri Pramono beserta staffnya ke wilayah Lanjak Kapuas Hulu Kalimantan Barat yang letak wilayahnya tidak jauh dari perbatasan dengan Serawak Malaysia dengan tujuan mengadakan survey lapangan di 3 titik lokasi yaitu Kampung Hulu, Kampung Baru dan SMPN 1 Lanjak dengan sasaran air bersih dan MCK.
Disana hampir setiap malam listrik yang di kelola oleh PLN Unit Lanjak Ranting Putussibau Kapuas Hulu Kalimantan Barat sering mati pada jam 19.00 malam.
Padahal listrik di kecamatan di suplay dari Negeri Serawak Malaysia tetapi di Serawak jarang sekali listrik padam kalaupun ada pemadaman pihaknya selalu akan ada pemberitahuan melalui media cetak dan radio, ungkap Arsad salah satu warga.
Pusat pasar untuk kegiatan berbelanja masyarakat di kota lanjak yang sepi dari pengunjungnya. Ketika kami berkunjung ke lanjak salah satu toko yang berjualan yang kami kunjungi, barang dagangan kurang laku karena pembeli hanya orang setempat saja.
Padahal di Kecamatan Batang Lupar sudah ada perusahaan sawit yang masuk di wilayah ini, tutur Bpk. Agus Aryanto pedagang warung makanan, hanya saja mengeluh barang dagangannya kurang banyak laku.
Kecamatan Batang lupar termasuk kecamatan perbatasan Indonesia-Malaysia. Jadi jangan heran apabila berkunjung ke Kecamatan Batang Lupar Masyarakat yang berdagang banyak menjual barang-barang dari malaysia, seperti susu, gas, gula, minyak sayur, bensin, solar, daging, dll. Karena untuk belanja mereka lebih dekat ke perbatasan Malaysia hanya ditempuh dengan 20 KM, dibandingkan di negeri sendiri dengan menempuh ratusan kilo.
Untuk kebutuhan air bersih di Kampung Hulu dan Kampung Baru Kecamatan Batang Lupar memang sangat sulit didapatkan secara menyeluruh. Bisa dikatakan kualitas air bersih kita kalah dibandingkan dengan perbatasan negeri Jiran.
Jika musim hujan datang justru mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Sepandan. Sebab musim hujan merupakan sebuah anugerah bagi masyarakat disana, sehingga air hujan yang turun ditampung untuk dijadikan air minum dan untuk memasak.
Bagi masyarakat Sepandan memang sarana air bersih tidak ada, sehingga air hujan merupakan air yang sangat ditunggu oleh masyarakat Kampung Baru dan Kampung Hulu. Sementara untuk menampung air hujan tidak semua masyarakat Sepandan memiliki penampungan air hujan seperti drum (tong) atau toren, yang mana nanti air hujan ini digunakan saat musim kemarau datang. Ketika air hujan yang dimiliki warga habis pada musim kemarau, warga terpaksa mengambil air di sungai yang letaknya diatas bukit dengan jarak tempuh 5 KM.
Tidak adanya sarana air bersih ini, membuat warga Kampung Baru dan Kampung Hulu Desa Sepandan bertahun-tahun selalu mengharapkan akan datangnya musim hujan. Sebab, jika musim kemarau datang warga harus berhemat air. Jika tidak, maka warga akan susah memperoleh air dan warga terpaksa mengambil air di sungai.
Kepada warga Desa Sepandan Agus Aryanto membenarkan hal itu, dimana masyarakat Sepandan memang dari turun temurun, hingga saat ini sangat tergantung dengan air hujan. Jika musim hujan datang masyarakat mempersiapkan untuk menampung air hujan, dimana air hujan ini nanti akan menjadi pasokan ketika musim kemarau datang.Musim hujan justru anugerah bagi masyarakat Sepanda, sebab air hujan merupakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat kita,jelasnya.
Kata Agus, Sepandan yang masih terisolir jauh dari kota ini memang sangat membutuhkan sarana dan prasarana air bersih. Air sumur yang ada berwarna coklat, jika musim air pasang air sumur rasanya asin dan jika air surut rasanya pekat. Memang ada beberapa sumur warga yang rasanya tawar, tapi itu sedikit saja dan hanya bisa digunakan untuk mencuci pakaian. Kalau untuk kebutuhan air minum danmasak, warga tergantung dengan air hujan. Makanya jika hujan warga tidak kebingungan akan kekurangan air untuk memasak dan untuk diminum,tegasnya.
Harapan masyarakat kata Agus, sebelumnya kami ucapkan banyak terimakasih, mudah-mudahan dengan kedatangan ASABRI segera mendapatkan solusi untuk sarana dan prasarana air bersih untuk kebutuhan masak dan minum. Sehingga masyarakat tidak harus tergantung dengan air hujan.
Ditambahkan Agus, dengan kehadiran ASABRI yang tujuannya akan membantu warga Desa Sepandan dengan membuatkan sumur bor dan pipanisasi, mudah-mudahan yang saat ini Sepandan mengandalkan tadah hujan dan saluran air sungai dapat teratasi. Selain itu persiapan jangka panjang agar disaat musim kemarau tiba, tidak kekurangan air dengan adanya sumur bor.
Asabri Hadirkan Perlindungan Nyata Untuk Prajurit Yang Bertugas: Wujud Kasih, Peduli Tanpa Henti
Asabri | Jum'at, 23 Mei 2025