Asabri | Senin, 01 Mei 2017
Asabri | Senin, 01 Mei 2017
Hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia pada 2016 menunjukkan indeks literasi keuangan dana pensiun sebesar 10,91 persen, sementara indeks inklusi dana pensiun sebesar 4,66 persen. Angka tersebut menunjukkan pemahaman masyarakat tentang program pensiun masih relatif rendah. Maka dari itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Industri Jasa Keuangan (IJK) menyelenggarakan Kegiatan "Pension Day 2017" yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mempersiapkan hari tua sejak dini dengan program dana pensiun.
Bertempat di Jakarta, Kamis, Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Industri Keuangan Non Bank (IKNB), Firdaus Djaelani membuka kegiatan "Pension Day 2017" yang diikuti oleh Perkumpulan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), BPJS Ketenagakerjaan, PT Asabri (Persero), PT Taspen (Persero), dan Bank Dunia. "Dana Pensiun bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pensiun untuk menjaga kesinambungan penghasilan," kata Firdaus Djaelani.
Tahun 2017 dicanangkan sebagai Pension Day dimana menjadi momentum untuk membangkitkan kesadaran dan aksi nyata masyarakat untuk memiliki program pensiun. Kegiatan Pension Day 2017 terdiri atas lomba logo, tagline, jingle, video. Selain itu juga ada seminar internasional, kegiatan sosial dan umum, edukasi dan sosialisasi. Tak ketinggalam juga perlombaan olahraga dan fotografi serta seminar nasional dan kampanye Pension Day 2017 di Car Free Day (CFD) Jakarta.
Program ini disambut antusias dan penuh semangat oleh Direktur Utama PT ASABRI (Persero) Sonny Widjaja. Program ini sangat bermanfaat untuk pekerja nasional, walaupun pekerja banyak yang kurang menyadarinya, itulah tugas kita untuk menyadarkannya, ujar Sonny dalam sambutannya. Dia juga mengungkapkan fakta bahwa pekerja Indonesia itu tidak siap menghadapi pensiun. Hasil survey Kompas menyebutkan bahwa 90 pekerja pekerja, secara financial belum siap menghadapi masa pensiun. Ini sangat memprihatinkan, tambahnya.
Sonny juga memaparkan, Khususnya untuk peserta ASABRI, lebih dari 50 persen pensiunan ASABRI mempunyai pinjaman di bank, kondisi ini juga tak kalah memprihatinkan. Mereka itu sudah terbiasa menjalani hidup di rumah dinas yang tidak dipungut biaya, listrik gratis, air gratis. Faktor-faktor inilah yang sebagian membuat mereka itu terlena, sehingga setelah pensiun mereka kegagapan tandasnya.
Untuk itu ASABRI menyambut antusias dan sangat mendukung kegiatan ini salah satunya adalah dengan melakukan sosialiasi pentingnya mengikuti program pensiun bukan hanya sepanjang tahun 2017 tetapi melakukan sepanjang masa.